Take a fresh look at your lifestyle.

BATAN Hasilkan 2 Varietas Kedelai Unggul Untuk Lahan Kering

0 1,460

Tiket Pesawat Murah Airy

Jakartakita.com – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) melepas 2 varietas kedelai unggul yakni Kemuning 1 dan Kemuning 2 yang cocok untuk lahan kering.

Dengan dilepasnya kedua varietas ini, maka sampai saat ini, jumlah varietas kedelai unggul yang dihasilkan BATAN sebanyak 12 varietas.

Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan mengatakan, sebagai lembaga litbang, BATAN memang harus terus membuat inovasi, salah satunya adalah di bidang pertanian.

“Sejauh ini bidang pertanian tetap menjadi salah satu unggulan dari BATAN untuk terus dilakukan litbangnya,” kata Anhar di Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta Selatan, Rabu (17/07).

Namun, lanjut dia, yang perlu menjadi perhatian penting bagi BATAN adalah sosialisasinya yang harus masif hasil agar lebih dikenal masyarakat. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui di mana bila mendapatkan benih unggul tersebut.

Peneliti BATAN, Yuliasti menambahkan, dua varietas unggul kedelai yang baru diperkenalkan ini, diupayakan untuk menyiasati keterbatasan lahan serta tanaman kedelai yang toleran pada lahan kering.

“Mengingat ketersediaan lahan optimal di Indonesia yang semakin terbatas, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mendorong untuk melakukan penelitian terhadap varietas kedelai yang tahan di lahan kering,” kata Yuliasti.

Selain itu, lanjutnya, kebutuhan Indonesia terhadap kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 2 juta ton pada tahun 2018.

Dari kebutuhan tersebut, produksi kedelai lokal masih berada di bawah 1 juta ton per tahun, bahkan pada tahun 2017 menurut data Badan Pusat Statistik, produksi kedelai lokal hanya mencapai 786.142 ton.

Related Posts
1 daripada 3,237

Untuk mencukupi kebutuhan yang terus meningkat tersebut, pemerintah memilih impor kedelai dari luar negeri.

“Varietas Kemuning yang tahan di lahan kering ini diharapkan dapat menjadi bagian solusi untuk meningkatkan produksi kedelai lokal dan mengurangi ketergantungan kedelai impor,” jelasnya.

Asal tahu saja, kata ‘Kemuning’ menurut Yuliasti, merupakan singkatan dari Kedelai Mutan Tahan Kering, sebagai varietas kedelai hasil dari perbaikan varietas Panderman dengan memanfaatkan teknik mutasi radiasi.

Dijelaskan, selain tahan terhadap lahan kering, varietas Kemuning mempunyai beberapa keunggulan di antaranya produktivitas tinggi yakni 2,87 ton/hektar untuk Kemuning 1 dan 2,92 ton/hektare untuk Kemuning 2. Tinggi tanamannya lebih pendek dari induknya sehingga tidak mudah rebah, mempunyai kandungan protein yang tinggi, ukuran bijinya yang besar, dan rasanya gurih.

“Dengan ukuran biji yang lebih besar dan dapat bersaing dengan kedelai impor, kedelai Kemuning 1 dan Kemuning 2 menghasilkan tempe yang lebih gurih dibandingkan dengan kedelai impor,” jelasnya.

Sebelumnya, BATAN telah menghasilkan varietas kedelai berbiji super besar, yakni Mutiara, yang cocok ditanam di lahan optimal.

Sementara untuk Kemuning, imbuh Yuliasti, termasuk berukuran biji besar dan merupakan varietas kedelai BATAN pertama yang toleran di lahan kekeringan.

Sementara itu, Kepala PAIR, Totti Tjiptosumirat mengatakan, sebagai lembaga litbang Pemerintah, BATAN turut berpartisipasi dalam mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor kedelai dengan melakukan inovasi dalam menghasilkan varietas kedelai unggul.

“Pada dasarnya, kedelai lokal mempunyai kualitas yang lebih baik dari kedelai impor dari kandungan proteinnya, sehingga BATAN melalui PAIR, sebagai lembaga litbang yang menghasilkan varietas kedelai, turut serta mendukung program pengurangan impor kedelai yang berdampak pada perbaikan ekonomi,” tandas Totti. (Edi Triyono)

Tinggalkan komen