Jakartakita.com – Data Bank Indonesia mengungkapkan, bahwa jasa remitansi di Indonesia secara berkelanjutan dan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan, dimana penerimaan devisa dari PMI (Pekerja Migran Indonesia) di luar negeri di tahun 2018, mencatat kenaikan sebesar 25,22% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2017), atau bernilai US$ 10,971 miliar yang setara dengan Rp 153,6 triliun.
Menyikapi hal tersebut, Zendmoney, sebuah perusahaan rintisan yang bergerak di bidang remitansi berbasis teknologi dan beroperasi dibawah izin Bank Indonesia, telah secara aktif memenuhi kebutuhan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri, sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam usaha ekspor dan impor mereka, dengan menyediakan fasilitas pengiriman uang yang aman, cepat dan lebih terjangkau.
Di sisi lain, metode konvensional mendominasi sektor remitansi, dimana hal ini mendorong Zendmoney untuk mengoptimalisasi teknologi dan mengunakan inovasi digital untuk menghasilkan remitansi berbasis teknologi yang cepat, lebih terjangkau dan aman untuk memudahkan PMI dan UKM.
Menurut Bong Defendy selaku CEO dan Co-Founder Zendmoney, ditengah kondisi pandemi saat ini, kebutuhan akan layanan transfer dana yang cepat, lebih terjangkau dan aman, menjadi lebih krusial, terutama bagi para PMI yang sedang berada di luar negeri dan teman-teman UKM.
“Oleh karena itu, dengan semangat ingin membantu dan memudahkan para PMI, Zendmoney hadir sebagai usaha remitansi berbasis teknologi yang dapat memudahkan teman-teman PMI yang ingin mengirimkan uang bagi sanak saudara yang ada di tanah air, juga teman-teman dari sektor UKM untuk usaha mereka, agar dapat merasa tenang dan dapat mengirimkan dana dengan cepat tanpa perlu menunggu berhari hari, karena sistem Zendmoney bekerja secara realtime dan flat fee,” jelas Bong Defendy dalam jumpa pers yang disiarkan secara online, Kamis (16/4).
Lebih lanjut diungkapkan, ditengah situasi pandemi saat ini, dimana nilai tukar valuta asing sangat tidak menentu, kerap memberi dampak kurang baik terhadap pengguna remitansi, karena adanya kenaikan tarif pengiriman yang dibebankan oleh layanan pengiriman uang, baik dari dalam maupun luar negeri.
Memahami situasi sulit saat ini, Zendmoney mengambil langkah yang berbeda, dengan konsisten memberikan biaya pengiriman dengan pendekatan flat fee sehingga terjangkau bagi semua pengguna.
“Flat fee merupakan salah satu poin pembeda kami dengan yang lain (kompetitor). Kebanyakan jasa remitansi konvensional menerapkan tarif transfer dana berdasarkan persentase dari nilai yang dikirim. Zendmoney menerapkan tarif flat fee, karena paham bahwa kebanyakan pengguna kami merupakan para PMI dan UKM yang mungkin akan terbebani dengan biaya transfer yang berdasarkan persentase nilai dana yang ditransfer,” paparnya.
Sejalan dengan visi Zendmoney dalam mendukung UKM, Zendmoney hadir untuk memenuhi kebutuhan layanan remitansi yang dapat membantu proses ekspor dan impor oleh para UKM di Indonesia.
“Saat ini kami sedang mencoba mengembangkan layanan bagi para teman teman UKM di Indonesia agar bisa mendapatkan jasa layanan remitansi yang lebih terjangkau dan juga cepat sehingga bisa membantu usaha mereka. Kami juga sedang berusaha untuk membuka koridor baru agar bisa membantu teman teman TKI di negara lain, dan juga mengembangkan model bisnis untuk remitansi outbond,” pungkas Defendy. (Rully)