Take a fresh look at your lifestyle.

Pertamina Foundation Gelar Webinar PFsains 2020, 3 Tim Riset EBT Terbaik Diumumkan

0 2,109
foto : istimewa

Jakartakita.com – Kamis (19/11), Pertamina Foundation menggelar PFestWebinar 2020 yang menghadirkan tema program PFsains.

Webinar PFsains 2020 bertajuk “NRE for Sustainable Energy” dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 19 – 20 November 2020.

Program PFsains atau yang dikenal sebagai Kompetisi Sobat Bumi 2020 Proyek Inovasi EBT, merupakan wujud komitmen PT Pertamina (Persero) dan Pertamina Foundation dalam mendukung penelitian kreatif untuk inovasi pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).

Program PFsains mempunyai tujuan menghimpun hasil riset dan praktik-praktik energi alternatif yang implementatif untuk penyediaan energi di daerah terisolir atau 3T (tertinggal, terdepan dan terluar), serta berupaya menjawab permasalahan sampah perkotaan untuk inovasi biomassa.

Adapun 3 tim terbaik yang berhasil menyampaikan ide dan prototype dengan sangat baik, adalah; Tim 188 yang diketuai oleh Yusiran, dengan judul proposal “Smartfocs Power (Smart Floating Ocean Current and Solar Hybrid Power Generation System) Sebagai Teknologi Pembangkit Listrik Masyarakat Pesisir”, Tim 196 yang dipimpin oleh Reza Yustika Bayuardi, dengan ide penelitian berjudul “Emdisi Project: Aplikasi Teknologi Microbial Desalination Cell (MDC) Sebagai Penghasil Air Bersih Berbasis Energi Baru dan Terbarukan di Desa Ponu – Nusa Tenggara Timur”, dan Tim 156 yang diketuai oleh Sovia Rahmania Warda dengan judul proposal “Rancang Bangun Smart Generator Menggunakan Sistem Hybrid Energi Sebagai Solusi Energi Terbarukan Untuk Daerah 3T”.

Dalam siaran pers, Kamis (19/11), Agus Mashud S. Asngari, Presiden Direktur Pertamina Foundation menyampaikan rasa bangga kepada para peserta PFsains yang sudah berjuang mengembangkan proyek EBT mereka dan telah mampu melalui banyak tahapan seleksi yang kompetitif.

“Awal mula diluncurkannya PFsains, kami melihat pentingnya men-challenge generasi muda, researcher, akademisi, masyarakat umum untuk juga berpartisipasi dan peduli atas pengembangan new and renewable project, khususnya terkait dengan community based research, agar hasil proyek sosial ini akan memberikan kemanfaatan yang luar biasa, terutama kepada saudara-saudara kita di Indonesia Timur dan daerah perbatasan, dalam konteks untuk clean and affordable energy. Kami berharap, para millenial semakin merasa ter-challenge untuk menciptakan ide-ide baru terkait pengembangan EBT,” jelas Agus.

Ditambahkan, program PFsains sudah terbukti menarik minat para peneliti dan praktisi EBT hingga mencapai 360 tim aplikan yang telah mendaftar program ini.

Berbagai tahapan seleksi telah dilakukan untuk menjaring 3 tim terbaik yang akan bekerjasama dengan Pertamina untuk pengembangan proyek EBT lebih lanjut.

Sementara itu, untuk semakin mengasah ilmu para peserta PFsains, Pertamina Foundation menggelar Webinar PFsains yang hanya dikhususkan bagi para pendaftar program PFsains, dikarenakan webinar ini bertujuan memotivasi, mengembangkan karakter (capacity building) dan meningkatkan kemampuan (upskilling) mereka dalam menciptakan inovasi terbaru di bidang EBT.

Selain itu, webinar ini juga akan memberikan informasi terkait pengembangan jenis-jenis EBT yang paling berpotensial di Indonesia seperti biomassa, geothermal, solar cell dan lain-lain.

Related Posts
1 daripada 3,015

Pembicara hebat yang dihadirkan dalam webinar merupakan pakar dan praktisi yang telah lama menggeluti dan meneliti beragam jenis EBT.

Terdapat 12 narasumber yang datang dari beragam profesi. Salah satunya ialah Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Ph. D. selaku Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Bidang Riset dan Inovasi Nasional.

“Kita tahu bahwa selama ini, produksi fossil fuel kita menurun sedangkan konsumsi kita terus meningkat, maka Indonesia berubah menjadi nett fuel importir, artinya kita lebih banyak mengimpor dibandingkan meng-eskpor. Ketergantungan kita akan bahan bakar fossil ini akan memperberat neraca pembayaran kita, terutama di bagian impor bahan bakar minyak. Tentunya harus ada solusi agar ekonomi kita tidak tertekan terus. Salah satunya, dengan menggunakan energi baru terbarukan. Salah satu EBT yang paling potensial adalah bio-energy dengan prinsip circular economy. Saya yakin bio-energy dapat menjadi kunci pengembangan energi kita kedepan. Saya ingin sekali generasi muda mampu melakukan research lebih dalam terkait bio-energy seperti biofuel dan biomass yang bersumber dari limbah dan tanaman. Selain itu, kendaraan listrik juga perlu dikembangkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fossil,” ujar Bambang.

foto : istimewa

Narasumber spesial lainnya yang turut hadir ialah Ahmad Agus Setyawan S.T., M.Sc. selaku Staf Ahli KSP bidang EBT, Ph.D yang menyampaikan dan memotivasi para peserta PFsains untuk memahami kebutuhan energi di daerah 3T dalam tema materi “Pengembangan EBT (di daerah 3T) sebagai Penunjang Ketahanan Energi Nasional”.

Narasumber lainnya, yakni; Dr. Muhammad Reza, M.Sc. selaku founder Yo-Berbagi dan Atiek Puspa Fadhilah., M.T. selaku Senior Expert di GIZ.

Kedua narasumber tersebut akan membagikan materi bertemakan “Akselerasi Pengembangan Energi Surya di Wilayah 3T Indonesia”.

Selain itu, Prof. Mukhtasor, Ph. D. selaku pakar Ocean Current sekaligus Ketua Laboratorium Lingkungan & Energi Laut ITS dan Dr. Erwandi selaku pakar Ocean Current sekaligus Peneliti di BPPT juga diundang untuk berbagi pengetahuan terkait potensi gelombang air laut dalam materi yang bertemakan “Potensi Ocean Current sebagai Renewable Energi bagi Masyarakat Pesisir Wilayah 3T di Indonesia”.

Tak kalah menarik, para praktisi dan pakar bidang energi geothermal juga akan berbagi ilmu terkait “Potensi Pengembangan Energi Geothermal di Indonesia”.

Narasumber yang akan menyampaikan materi tersebut, ialah; Ali Mundakir selaku Direktur Utama PT Elnusa (Tbk) dan Ir. Pri Utami, M.Sc., Ph. D., IPM. selaku pakar Geothermal Indonesia sekaligus Kepala Bagian Pusat Penelitian Panas Bumi UGM.

Pakar dalam bidang Bio-Energy, seperti; Endra Setiawan., S.ST. Par, C. HT. selaku Direktur PT Bali Hijau Biodiesel, dan Dr. Ing. M. Abdul Kholiq, M.Sc. selaku Ketua Asosiasi Biogas Indonesia sekaligus peneliti di BPPT, diundang untuk memberikan wawasan bertemakan “Meneduhkan Tensi Ekonomi dan Lingkungan dari Bio-Energy”.

Adapun pendaftaran webinar ini dapat dilakukan melalui https://bit.ly/PFEST_PFsains dan informasi lebih lengkap terkait webinar dapat dilihat di media sosial Pertamina Foundation.

Tinggalkan komen