Produk Deterjen Berbahan Alami Sebagai Solusi dalam Mencuci di Era ‘New Normal’

Jakartakita.com – Di kondisi pandemi seperti sekarang ini, semua orang dituntut harus menjadi lebih steril dan lebih sering mencuci pakaiannya setelah beraktivitas di luar rumahnya.
Tapi tahukah anda, saat mencuci dengan menggunakan deterjen terdapat beberapa zat yang dapat merusak kulit kita dan jika tidak hati-hati dalam menggunakannya, kita bisa celaka.
Adapun zat berbahaya yang terdapat dalam deterjen tersebut bernama LABSA.
LABSA atau Linear Alkyl Benzene Sulphonic Acid merupakan zat yang lumrah kita jumpai pada deterjen bubuk.
LABSA adalah asam lemak organik yang larut dalam air dan diencerkan untuk mengeluarkan panas.
Efek terkena LABSA yaitu; kulit panas, merah, dan gatal, hingga alergi.
Selain itu, jika terkena mata, deterjen ber-LABSA akan menyebabkan mata
kita terbakar.
Jika terlalu lama mengendap di kulit, dapat membuat kulit kita terbakar, kasar dan meningkatkan permeabilitas kulit karena LABSA menyerap melalui kulit. Jika tertelan, bisa menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan kita.
Selain itu, jika kita terlalu sering menggunakan deterjen yang mengandung
LABSA, dapat membuat iritasi sistem pernapasan manusia dan dapat
menyebabkan mual.
LABSA juga dapat menyebabkan dampak negatif pada lingkungan, karena deterjen yang mengandung LABSA sulit terurai sehingga menyebabkan
keracunan pada biota air.
Cara mengatasi kerugian yang ditimbulkan LABSA adalah beralih dengan
menggunakan deterjen berbahan aktif tumbuhan tanpa LABSA seperti yang sudah dilakukan oleh masyarakat di negara lain.
Adapun deterjen berbahan alami sudah beredar di pasaran bertahun-tahun. Bahan tersebut berasal dari kandungan alami tumbuhan seperti minyak nabati yang didapatkan dari kelapa sawit, atau kacang kedelai, sehingga membersihkan pakaian kita secara maksimal.
Deterjen yang berbasis tumbuhan adalah era baru mencuci karena sifatnya yang mudah terurai dan ramah untuk lingkungan serta ramah untuk kulit keluarga.
Untuk itu, mulai dari sekarang penting untuk mencari tahu dan menggunakan deterjen dengan bahan dari tumbuh-tumbuhan murni.
Lalu, di Indonesia sudah ada belum ya deterjen berbahan dasar tumbuhan? (Edi Triyono)