Kenang Tempat Kelahiran Sri Sultan HB II, Warga Desa Pagerejo Wonosobo Usul Nama Jalan RM Sundoro Sepanjang 5 KM
Jakartakita.com – Warga desa di lereng gunung Sindoro, desa Pagerejo mengusulkan pergantian nama jalan Koridor Candiyasan-Keseneng sepanjang 5 KM menjadi Jalan Raden Mas Sundoro.
Hal itu disampaikan Sekretaris desa Pagerejo Tuwat Muh. Handoyo usai bertemu dengan 9 perwakilan desa lainnya, yang wilayahnya juga berada di jalan koridor Candiyasan-Keseneng.
Tuwat menceritakan, pertemuan yang digelar 17 April 2025 silam, juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo dan keluarga alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama). Dalam pertemuan tersebut, Sekda menekankan untuk mengembangkan potensi Lereng Gunung Sindoro yang terkenal dengan keindahan alamnya. Bahkan, telah dimasukkan ke daftar 5 dieng baru.

“Warga Pagerejo sendiri sudah sejak setahun lalu mengusulkan untuk penamaan jalan Koridor Candiyasan-Keseneng itu menjadi Jalan RM. Sundoro. Sesuai dengan nama kecil atau nama lahir dari Sultan Hamengku Buwono II yang lahir di desa Pagerejo ini,” cerita Tuwat.
Tuwat menambahkan, pada 2024 lalu dalam rangkaian proses pendaftaran Sultan Hamengkubuwono II sebagai Pahlawan Nasional sesungguhnya sudah ditancapkan plang nama RM Sundoro, namun nama jalan tersebut memang belum diberikan secara resmi.
Tuwat mengisahkan, selama ini warga Pagerejo masih menjaga tradisi kuno berupa Tenongan di makam Sikramat Pagerotan setiap 70 hari sekali. Ritual itu telah dilestarikan sejak era Sultan HB II masih berada di Desa itu.
“Menurut keterangan dari keluarga Trah Sultan HB II, dulunya Raden Mas Sundoro tinggal di sini sampai usia sekitar 12-14 tahun di masa peperangan. Sehingga harapan dari warga kami, sejarah itu diabadikan dengan nama jalan RM Sundoro, tempat ini sekarang memiliki daya tarik sebagai tempat wisata,” kata Tuwat dalam siaran pers baru-baru ini di Jakarta, Rabu (23/4/2025).
Sementara itu, Kepala Desa Pagerejo Nurwadi menyebutkan bahwa pemberian nama jalan RM. Sundoro selain karena merupakan tempat lahirnya Sri Sultan Hamengkubuwono II, tetapi juga karena bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke lereng Gunung Sundoro. “Sehingga desa pagerejo dan desa sekitarnya menerima mamfaatnya” kata Nurwadi.
Sebelumnya, di 2024 silam, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo Agus Wibowo pernah menyebutkan bahwa pemberian nama jalan RM Sundoro sudah sesuai dengan kearifan lokal, dimana lokasi tersebut adalah tempat lahirnya Sri Sultan Hamengkubuwono II. “Apalagi, kondisi jalannya bagus, dan menghubungkan jalan utama Wonosobo-Semarang ke jalan lingkar utara (arah Dieng). Jadi sangat bagus untuk mengembangkan potensi wisata,” jelas Agus.
Terkait prosedur penggantian nama itu, Kepala Dinas PUPR Nurudin Ardiyanto yang ditemui terpisah menyebutkan bahwa pengusulan nama jalan baru bisa diawali dengan bersurat ke Bupati Wonosobo dan diproses dengan pencabutan nama lama. “Karena nama yang sekarang sudah di-Perdakan (Koridor Candiyasan-Keseneng), maka pengusulan nama baru harus diawali dengan pencabutan Perda yang lama lalu diusulkan nama baru,” jelas Nurudin.