LSPR & Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jalin Sinergi untuk Mencegah & Mengendalikan Stroke di Indonesia
Jakartakita.com – Masih dalam rangka ulang tahun LSPR dan memperluas manfaat bagi masyarakat, kali ini, LSPR – Jakarta bekerjasama dengan RS Pusat Otak Nasional (RS PON) untuk mencegah dan mengendalikan stroke.
MoU signing ceremony antara LSPR dan RS PON dilaksanakan Selasa (02/7) lalu, di Prof Djajusman Auditorium & Performance Hall, LSPR Jakarta.
Penandatanganan dilakukan oleh Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR – Founder & Director LSPR Jakarta dan Dr. Mursyid Bustami Sp.S (K) KIC, MARS – Direktur Utama RS PON.
“Salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke. Oleh karena itu, LSPR ingin membantu mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai pencegahan stroke sehingga ke depannya akan mampu mengendalikan bahkan menurunkan angka penderita stroke. Kami juga berharap, dengan partisipasi LSPR dalam program ini, maka lebih banyak lagi masyarakat yang peduli untuk hidup sehat,” ungkap Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR – Founder & Director LSPR dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.
Rencananya kerjasama ini akan dilakukan selama dua tahun. Adapun kerjasama yang dilakukan akan terkait dengan berbagai aspek diantaranya adalah sosialisasi, penelitian, pengabdian masyarakat serta membantu kampanye CERDIK (Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres).
Sementara itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan dr. Bambang Wibowo Sp.OG (K), Mars dalam sambutannya menyampaikan, dari data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014 menunjukkan Stroke merupakan penyebab kematian utama, yaitu sebesar 21,1% dari seluruh penyebab kematian untuk semua umur disusul penyakit Kardiovaskuler, dan Diabetes Mellitus dan Kompikasinya.
Selain itu, data dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) tahun 2016, menyatakan bahwa penyakit stroke merupakan penyakit ke empat yang menghabiskan biaya kesehatan terbesar setelah penyakit jantung, gagal ginjal, dan kanker yaitu sebesar 1,3 Triliun.
Oleh karena itu, diperlukan upaya strategis dalam pencegahan dan pengendalian stroke yaitu melalui perubahan perilaku masyarakat melalui penguatan upaya promotif preventif. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).
Dimulainya kemitraan ini ditandai dengan seminar “Peduli Stroke, Because I Care” dengan pembicara Direktur Utama RS Pusat Otak Nasional, dr.Mursyid Bustami,Sp.S,KIC .
Beliau menekankan tentang stroke awareness yaitu FAST yang merupakan F (Face) – A (Arm)- S (Speech ) – T (Time).
FAST merupakan cara untuk mendeteksi tanda dan gejala awal stroke, seperti perlu dicermati apakah ada perubahan pada wajah? Apakah ada gejala kebas/ mati rasa pada tangan? Apakah cara bicara berubah cadel atau pelo dan yang terakhir waktu sangatlah berharga dalam penanganan stroke, jadi segera membawa pasien ke UGD terdekat.