Universitas Pertamina Siap Bekali Mahasiswa dengan Kemampuan ‘HOTS’
Jakartakita.com – McKinsey Global Institute dalam laporannya yang diterbitkan pada Desember 2017 memperkirakan, bahwa akan ada 400-800 juta orang di dunia yang akan kehilangan pekerjaan digantikan oleh otomasi (automation) hingga tahun 2030 mendatang.
Hal ini membuat persaingan tenaga kerja akan semakin ketat, karena tenaga kerja manusia tidak lagi bersaing dengan sesama tenaga kerja manusia, namun juga dengan teknologi otomasi.
Perguruan Tinggi sebagai institusi yang berperan sentral dalam menyiapkan tenaga kerja terdidik dan terampil, dituntut untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di tengah perubahan dunia yang begitu pesat.
Apalagi ditengah masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, dimana dunia kini tidak hanya dihadapkan pada kondisi volatilily, uncertainty, complexity, dan ambiguity atau yang dikenal dengan VUCA, yang membuat ketidakpastian semakin meningkat. Industri terdisrupsi semakin cepat membuat persaingan kerja tidak lagi linear.
Dalam enam bulan terakhir, misalnya, muncul fenomena baru di mana seluruh elemen masyarakat berusaha keras menguasai teknologi daring.
Menyikapi kondisi tersebut diatas, dalam sambutannya pada acara Sidang Terbuka Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Pertamina Tahun Akademik 2020/2021, Rabu 23 September 2020, kepada 1.405 mahasiswa baru, Prof. Akhmaloka selaku Rektor Universitas Pertamina menyampaikan bahwa, untuk dapat bertahan di tengah persaingan kerja di masa depan, mahasiswa dituntut untuk bertransformasi menjadi pribadi yang agile.
“Artinya, mereka harus menjadi pribadi yang punya visi jelas, namun fleksibel dan mampu beradaptasi dengan cepat. Mereka juga dituntut untuk menjadi pribadi yang lincah dan fleksibel dalam menghadapi masalah. Selain itu, menjadi lifelong learner adalah suatu keharusan. Mahasiswa perlu memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher-Order Thinking Skills (HOTS), seperti memiliki kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang baik, memiliki keterampilan berkomunikasi dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi,” ucap Prof. Akhmaloka, seperti dilansir dalam siaran pers, Rabu (23/9).
Dijelaskan, kurikulum di Universitas Pertamina telah didesain dan disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan di masa depan, termasuk dalam kaitannya dengan mengembangkan kemampuan HOTS tersebut.
Bahwa melalui mata kuliah wajib seperti Critical Thinking dan Creative Problem Solving, Universitas Pertamina berkomitmen untuk mencipakan SDM yang tidak hanya menguasai keilmuan, namun juga memiliki karakter profesional yang siap bersaing di dunia kerja.
“Proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di level mengingat, memahami, dan mengaplikasikan yang merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah. Namun, kita akan membiasakan proses belajar mengajar di level analisis, evaluasi, dan mencipta yang dikategorikan sebagai berpikir tingkat tinggi,” tandas Prof. Akhmaloka. (Edi Triyono)