Take a fresh look at your lifestyle.

Jadi Korban Hacker John De Rantau Klarifikasi Rumah Tangganya dengan Yanti Puspitasari, Harmonis-Harmonis Saja

0 1,496

Tiket Pesawat Murah Airy

Jakartakita.com – Setelah beberapa waktu yang lalu Yanti Puspitasari memberikan klarifikasi, John De Rantau kini memberikan klarifikasi yang memperkuat pernyataan bahwa suami-istri itu telah menjadi korban hacker. Kemudian, isi medsos mereka berdua yang terkena hacker itu dikutip mentah-mentah oleh beberapa media online tanpa izin maupun cek dan ricek kenyataan sebenarnya dengan berita mengenai keretakan hubungan keduanya.

Klarifikasi ini juga semakin mempertegas bahwa keadaan rumah tangga Yanti Puspitasari dengan John De Rantau sedang baik-baik saja. Tidak ada masalah apa-apa. Bahkan, mereka berdua menyatakan diri sedang harmonis-harmonisnya.

Saya John De Rantau suami dari Yanti Puspitasari, penulis skenario, mengklarifikasi dari kasus yang beredar kemarin ketika ada pemberitaan yang ditampilkan oleh beberapa media yang kemudian membuat gaduh suasana tentang rumah tangga saya dengan Yanti seakan-akan sedang terjadi keretakan rumah tangga yang parah, “ kata John De Rantau ditemani Yanti Puspitasari, memberikan klarifikasi kepada wartawan di Respati, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (3/10/2022) malam.

Padahal, kata John, rumah tangganya baik-baik saja, tidak ada masalah. “Semua berita miring itu terjadi karena ada oknum wartawan yang menuliskan berdasarkan medsos saya yang sedang dihack seseorang yang tidak bertanggung jawab, “ beber pria lulusan Institut Kesenian Jakarta ini.

Lebih lanjut, lelaki kelahiran 2 Januari 1970 itu menerangkan, ia sampai kemudian tidak bisa melihat medsosnya sendiri, baik instagram, facebook dan WhatsApp. “Di dalam pemberitaan itu, di postingan atas nama saya sendiri, awalnya sudah saya garisbawahi bahwa medsos saya sedang dihack oleh seseorang, “ terang sutradara yang film layar lebar pertamanya, Mencari Madonna, skenarionya ditulisnya dengan Garin Nugroho..

Menurut John, besoknya pemberitaan screenshoot berita-berita yang tidak bertanggung jawab. “Masak saya sendiri mau memposting segala transkipsi dari pembicaraan di WhatsApp dengan istri saya. Semua itu tidak benar, “ tegas John.

John menyampaikan, bahwa istrinya sampai stres dan mengadu kepada dirinya. Kemudian, mengirimkan surat teguran kepada beberapa media yang tidak bertanggung jawab itu. Ada enam media online, yakni 1news.com, Indonesiatoday.co.id, Nusantaratv.com, Matamata.com, MSN.com dan Suara.com.

“Semua surat sudah dilayangkan oleh istri saya lewat email-nya mereka. Karena mereka menuliskan berita yang tidak bertanggung jawab sama sekali. Karena mereka menuliskan berita yang merugikan saya dan istri saya, yang kemudian membuat kegaduhan, baik keluarga dan masyarakat pada umumnya, “ ujar peraih penghargaan Skenario Adaptasi Terbaik di Festival Film Indonesia Tahun 2006, dengan film ‘Denias, Senandung di Atas Awan’.

Sangat tidak lucu, kata John, ketika seseorang menuliskan berita hanya melihat medsos, dan tidak menelpon atau mengklarifikasi kepada orang yang bersangkutan sehingga beritanya menjadi syah dan valid secara kode etik jurnalistik. “Kode etik jurnalistik ini yang tidak ada sehingga membuat mereka menuliskan berita itu, “ katanya.

Related Posts
1 daripada 5,505

John menyebut ada beberapa media yang sudah menanggapi dan sudah menyatakan permintaan maaf secara tertulis, di antaranya matamata.com. Sedangkan. yang lain belum memberikan jawaban, tapi sudah beberapa yang tersambung, mungkin karena belum bertemu dengan redaksinya. “Mudah-mudahan bisa diselesaikan dengan baik,” bebernya.

John mengaris bawahi dengan ketegasan, bahwa semua yang dilakukan oleh hacker yang bertanggung jawab atau oknum yang tidak bertanggung jawab ini, semuanya bukanlah pekerjaan atau perbuatan dari istrinya, Yanti.

“Dia sendiri tidak menyangka, karena dia tidur dan ketika bangun pagi, dia melihat berita tersebut, yang membuat dia terkejut, kemudian dia menghubungi saya dan menyatakan itu tidak benar adanya, bahwa itu bukan perbuatannya, “ ujarnya.

Itu sama sekali di luar logika, kata John, bahwa istrinya yang melakukan itu semua. Karena dia tidak memegang medsosnya, dan ia juga tidak memegang medsos saya, yang kebetulan mungkin ada seseorang yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan situasi itu untuk kepentingan apa, ia tidak tahu.

Disini saya mengklarifikasi itu bukan perbuatan dari istri saya, yang sampai saat ini kami masih sehat wal afiat, masih rukun, tidak ada masalah keluarga yang seperti diberitakan dan semua baik-baik saja, “ tegas John.

John memohon secepatnya kepada media yang menuliskan berita yang tidak bertangung jawab itu untuk kemudian mentake down, sampai seminggu waktu yang ditetapkan. “sehingga tidak terjadi lagi somasi terhadap media itu karena itu perbuatan yang menurut Undang-Undang adalah pencemaran nama baik dan fitnah, “ katanya.

Seandainya, kata John, dalam seminggu, mereka tidak men-take down, tentunya ia akan menempuh jalur hukum dan kita akan mengikuti prosedur yang benar bahwa telah terjadi sebuah perbuatan yang tidak baik yang dilakukan oleh media yang beritanya tentu sudah menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, bahkan mungkin sampai internasional karena ada berita yang ditranslate ke bahasa Belanda. “Saya tidak tahu jalur media ini karena jaringan membuat beritanya bisa tersebar ke mana saja. Itulah dahsyatnya zaman sekarang, dunia sangat dekat, yang di ujung bumi manapun tahu apa yang kita lakukan, “ John menyayangkan.

Buat John, hal ini sesuatu hal yang lucu, dan suatu hal yang tidak berkenan, artinya kalaupun terjadi pertengkaran dalam rumah tangganya, itu kan bukan konsumsi publik, itu masih di ranah pribadi saya, dan di ranah keluarga. “bukan untuk diumbar ke publik, yang efeknya adalah kita menjadi tidak baik satu sama lain, bukannya membuat makin lebih baik, malah makin merusak yang ada, “ katanya.

John menyampaikan pelajaran berharga buat semua teman-teman wartawan, belajarlah untuk lebih bijaksana menuliskan berita, memilah berita, tolong, sebelum menulis berita berhubungan dengan nara sumbernya, sehingga tidak terjadi simpang siur dan fitnah, dan katanya-katanya, tapi ada nara sumber yang bisa dipertanggung jawabkan bahwa keluar dari mulutnya langsung bahwa itu adalah bersumber dari dia yang tidak terpotong.

“Kalaupun juga ada hacker yang kemudian memotong-motong bahan berita untuk kepentingannya, saya tidak tahu, itu akan menjadi simpang siur dan fitnah karena belum tentu pernyataannya seperti yang mereka asumsikan, “ pungkas John De Rantau. (Edi Triyono)


Tinggalkan komen