Pengamat : Sentimen Harga Komoditas dan Ledakan Bom, Pengaruhi Pelemahan Rupiah

foto : istimewa

Jakartakita.com – Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menilai, pelemahan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan di pasar spot antar bank di Jakarta, Kamis (14/1/2016) sore, dikarenakan sentimen harga komoditas yang cenderung negatif serta adanya ledakan bom di Sarinah, Jakarta Pusat.

“Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan di tengah sentimen harga komoditas yang cenderung negatif serta adanya ledakan bom di Jakarta,” ujar Rully Nova di Jakarta, Kamis (14/1/2016).

Dijelaskan, harga komoditas, terutama minyak mentah dunia masih menjadi salah satu sentimen negatif bagi mata uang di negara-negara berisiko, termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, diharapkan, Indonesia tidak lagi bergantung pada hasil komoditas dalam menopang perekonomian domestik.

Di sisi lain, lanjut dia, perekonomian Tiongkok yang masih melambat juga masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar uang di Indonesia.

Asal tahu saja, Kamis (14/1/2016) sore, rupiah bergerak melemah sebesar 68 poin menjadi Rp13.903 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.835 per dolar AS.

Sementara itu, Menteri Keuangan, Bambang P.S. Brodjonegoro meminta pelaku pasar modal dan investor tidak panik dalam menyikapi anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) pada sesi siang sebesar 1,7 persen ke level 4.459 dan rupiah yang melemah 0,63 persen ke level Rp13.922 per dolar Amerika.

“Ini sesuatu yang diluar kontrol pemerintah. Namun kami upayakan supaya market tidak terlalunervous setelah kejadian ini, penanganan keamanan dilakukan untuk menimbulkan kepercayaan,” tegas Bambang di Jakarta, Kamis (14/1).

Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) tersebut meyakini pelemahan indeks dan rupiah yang terjadi hanya berlangsung sementara.

“Ini pelemahan temporer, yang penting kita punya fundamental makro yang kuat untuk mengembalikan kondisi yang temporer itu kembali ke normal,” tandasnya.

 

aksi bom sarinahBambang P.S. Brodjonegoroindeks sahamkomoditiMenteri Keuanganpelemahan nilai tukar rupiahpengamat pasar uang
Comments (0)
Add Comment