Schneider Electric Ungkap 4 Area Penting di Industri Makanan & Minuman Dalam Penerapan Industri 4.0

Jakartakita.com – Schneider Electric, perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi, mengungkap empat area penting industri makanan dan minuman dalam penerapan industri 4.0 agar dapat memaksimalkan nilai bisnis perusahaan dan menjawab trend dan tantangan masa depan industri makanan dan minuman melalui solusi yang komprehensif. 

Luc Remont, Executive Vice President International Operations, Schneider Electric mengatakan, transformasi digital di industri makanan dan minuman membutuhkan strategi yang komprehensif dan menyentuh setiap tahapan perjalanan produk untuk dapat menjawab tantangan masa depan dan menjadikannya sebagai nilai lebih dalam meningkatkan reputasi perusahaan. 

Ia mencontohkan, beberapa tantangan masa depan seperti konsumen kelas menengah yang semakin menuntut produk yang sehat dan ramah lingkungan.

Dengan demikian, disrupsi digital yang merubah interaksi konsumen terhadap produk dan memberi peluang produsen lebih kecil dan inovatif untuk mengambil pangsa pasar yang signifikan; persaingan harga yang semakin ketat, menuntut kontrol biaya Capex dan Opex yang lebih efektif dan standar regulasi keamanan pangan dunia yang semakin tinggi, termasuk pengawasan terhadap kualitas produk dan jaringan distribusi rantai pasok dapat dijawab dengan transformasi digital. 

Adapun empat area penting yang perlu menjadi fokus dalam transformasi digital di industri makanan dan minuman yaitu: Smart manufacturing, Smart Facilities, Smart Food Safety, dan Smart Supply Chain.

“Melalui kesempatan kali ini, tentunya Schneider Electric akan siap menjadi mitra dalam membantu pelaku industri makanan dan minuman dalam mempersiapkan strategi transformasi digitalnya,” kata Luc Remont di acara bertema ‘Schneider Electric Innovation Days: SmartFood Indonesia 2019’ yang dihelat di Jakarta, Rabu (10/7).

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), dalam jangka panjang, tantangan industri makanan dan minuman adalah memastikan ketersediaan pasokan makanan dan minuman yang mana jumlahnya harus ditingkatkan hingga 60-70 persen untuk dapat memenuhi permintaan populasi global yang akan mencapai 9 miliar pada tahun 2050. 

Untuk itu, industri makanan dan minuman perlu lebih efektif dan akurat dalam proses produksinya untuk mengurangi produk cacat.

Ditempat yang sama, Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia mengungkapkan, “Melihat strategisnya industri makanan dan minuman ini, kami mengajak pelaku industri makanan dan minuman di Indonesia untuk segera mengambil langkah berani dalam melakukan digitalisasi dan menekankan bahwa transformasi digital dapat dilakukan secara bertahap dan menggunakan solusi dengan platform terbuka.”

Selain itu, selama dua hari penyelenggaraan SmartFood Indonesia 2019, Schneider Electric juga akan menampilkan solusi komprehensif EcoStruxure™ untuk industri makanan dan minuman yaitu EcoStruxure Augmented Operators Advisor, EcoStruxure Machine Advisor, dan EcoStruxure Asset Advisor yang memungkinkan produsen makanan dan minuman untuk melakukan analisa prediktif untuk meningkatkan performa dan produktivitas mesin, mempercepat waktu maintenance, meminimalisir kesalahan akibat human error serta dapat menekan biaya perawatan mesin.

“EcoStruxure memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis melalui efisiensi operasional dan pengurangan biaya energi hingga 60 persen, pengurangan biaya integrasi hingga 50 persen dan pengurangan hingga 30 persen biaya operasional,” jelas Xavier Denoly.

“Schneider Electric melalui solusi EcoStruxure™ mengintegrasikan berbagai bidang keahlian (otomasi, mesin, bangunan, TI) dalam arsitektur tanpa batas dan mengubah informasi yang dikumpulkan dari mana saja dalam rantai pasok menjadi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti untuk keseluruhan aktivitasi operasional (end-to-end) yang lebih transparan dan optimal sehingga dapat meningkatkan reputasi perusahaan,” tambah Xavier. 

Saat ini, EcoStruxure™ telah digunakan oleh sekitar 200 produsen makanan dan minuman di Indonesia antara lain bergerak di industri pengolahan kopi, produsen susu, produsen air minum kemasan, produsen gula, rokok, dan produk konsumen. 

Di sektor pengolahan kopi, tahun 2018 lalu, Schneider Electric bekerjasama dengan Berto Coffee Roaster membuat proyek percontohan dengan pemanfaatan teknologi EcoStruxure™ Augmented Operators Advisor dan EcoStruxure™ Machine Advisor.

Dengan teknologi augmented reality, teknisi operasional dapat melakukan diagnosa performa mesin pemanggang kopi secara virtual dan real-time melalui tablet android atau ipad tanpa harus membuka komponen mesin secara manual. 

Lebih dari itu, teknisi juga dapat mengetahui potensi terjadinya masalah pada mesin sehingga perbaikan dapat dilakukan sebelum terjadi masalah yang dapat menyebabkan operasional terhenti, sehingga dapat menekan biaya perawatan hingga 20 persen, dan menghemat waktu perawatan hingga 50 persen.

Solusi EcoStruxure™ memberikan kemampuan diagnostik yang lebih baik dan proaktif atas performa mesin pemanggang kopi yang menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas dan konsistensi dari cita rasa kopi yang dihasilkan. 

“Proyek percontohan dengan Berto Coffee Roaster ini dapat menjadi percontohan bagi industri makanan dan minuman lainnya bagaimana solusi EcoStruxure™ dapat memberikan nilai tambah bagi bisnis dan reputasi perusahaan,” kata Xavier.

“Yang jelas, eco struktur diciptakan bukan saja untuk bisnis besar tetapi juga diperuntukkan bisnis kecil makanya kami banyak berpartner dengan pelaku industri lokal. Untuk mesin dispenser kopi, termasuk membuat aplikasi tentang mesin kopi serta menjaga perawatannya semua itu telah kami lakukan untuk membantu para pelaku industri kecil dan menengah (UKM), sehingga dengan tranformasi ini mereka jadi melakukan ekspor produk nya sampai keluar negeri,” pungkas Xavier. (Fahrul Anwar)

Augmented Reality (AR)Berto Coffee RoasterSchneider ElectricSmartFood Indonesia 2019
Comments (0)
Add Comment