Take a fresh look at your lifestyle.

Ini Dia, Brand Paling Dipilih di Indonesia

0 921

consumer goods Jakartakita.com – Bicara soal nasionalisme, jangan pernah meragukan masyarakat Indonesia. Nyatanya, dalam hal konsumsi makanan sehari-hari pun, brand/merek yang dipilih adalah merek lokal. Hal ini dibuktikan oleh survei yang dilakukan beberapa waktu lalu oleh Kantar Worldpanel, sebuah perusahaan riset pemasaran untuk produk PMCG (fast moving consumer goods). Lembaga survey ini merilis Kantar Worldpanel’s Brand Footprint Ranking, untuk memetakan brand global yang paling dipilih oleh konsumen di tahun 2012 lalu.

“Dua ranking teratas di isi oleh brand Sedaap (semua brand Sedaap termasuk mie instan dan kecap) dan Indomie,” kata Lim Soon Lee, General Manager Kantar Worldpanel dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (7/5) siang.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dari data riset tersebut terungkap, brand Sedaap yang meraih peringkat pertama, pernah dibeli oleh hampir seluruh konsumen di Indonesia (mencatat angka 99%) dengan rata-rata pembelian sebanyak 54 kali dalam setahun sementara Indomie diperingkat ke-2, berhasil mencatat angka 96% dalam hal jumlah pembeli dalam setahun dan rata-rata pembelian sebanyak 43 kali dalam setahun.

Adapun dua brand raksasa di kategori bumbu dapur menyusul dibelakangnya. Masako diperingkat tiga dan diikuti Royco di posisi lima. Dari industri kopi, ABC Santos dan Kapal Api masing-masing masuk diperingkat keempat dan keenam, sementara produsen susu Frisian Flag dan biskuit Roma menyusul diperingkat ke-7 dan ke-8. Sementara itu, segmen personal care dan home care masuk kedalam rangking di posisi ke-9 dan ke-10 dan keduanya merupakan brand Unilever, yaitu Lifebuoy dan Rinso.

Related Posts
1 daripada 6,414

“Di Indonesia, kami melakukan survey selama satu tahun terhadap 7.000 home panel yang tersebar di urban dan rural area. Namun, tidak semua wilayah Indonsia diambil sebagai lokasi riset. Populasi yang di riset yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan (tidak termasuk Barat dan Tengah), Sulawesi (hanya di Makasar). Riset tidak mencakup konsumen di Papua, NTT,NTB, Maluku,” jelasnya.

Menurut Lim, pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan produk domestik bruto (PDB). Jawa dan Sumatera sudah mencapai 80% dari total PDB.

Yang menarik, sambungnya, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia sangat tinggi. Dalam setahun, dari 7.000 keluarga yang diteliti, terlihat konsumen Indonesia berbelanja kurang lebih 400 kali setahun.

“Rutinitas berbelanja rakyat Indonesia tergolong tinggi, rata-rata 400 kali dalam setahun. Sehari mereka bisa berbelanja dua kali, ke warung atau ke minimarket,” jelas Lim.

Namun demikian, lanjutnya, tingginya konsumsi, tidak serta-merta menggambarkan peningkatan daya beli masyarakat. Menurut Lim, dari 10 merek produk konsumsi paling tinggi se-Indonesia, banyak dibeli karena dipasarkan dalam bentuk sachet.

 

Tinggalkan komen