Take a fresh look at your lifestyle.

Apa Sih Bedanya LRT, MRT dan KRL?

1 2,103
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang berencana membangunan light rapid transit (LRT). Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menargetkan pembangunannya bisa dimulai pada tahun ini. Pada saat yang sama, pembangunan mass rapid transit (MRT) juga masih berjalan. Jadi nantinya, DKI Jakarta bakal punya 3 moda transportasi yang sama-sama mengandalkan aliran listrik di bagian atas dan membutuhkan rel khusus, yaitu KRL, MRT dan KRL.

Lalu sebenarnya apakah perbedaan dari ketiga moda transportasi tersebut?

Daya angkut

Dari segi daya angkut, maka LRT adalah moda transportasi dengan daya angkut paling kecil. Sekali jalan kereta maksimal hanya memiliki 3 gerbong kereta dengan maksimal daya angkut 628 orang penumpang.

Sedangkan daya angkut MRT hampir menyerupai KRL, karena sekali jalan MRT akan membawa setidaknya 6 gerbong kereta dengan daya angkut hingga 1.950 orang.

Related Posts
1 daripada 370

Rel kereta

Ada tujuh koridor LRT yang ditargetkan akan dibangun. Dua koridor yang akan dibangun terlebih dahulu dan ditargetkan sudah bisa beroperasi paling lambat tahun 2018 adalah Kebayoran Lama-Kelapa Gading dan Kelapa Gading-Kemayoran-Pesing-Bandara Soekarno-Hatta.

Semua rel LRT di Jakarta direncanakan dibangun dengan jalur layang (elevated). Ini berbeda dengan rel MRT yang dibangun dalam dua jenis, yakni layang dan bawah tanah (underground).

Proyek pembangunan tahap satu MRT di Jakarta akan menyelesaikan rute Lebak Bulus-Sisingamangaraja-Bundaran HI. Rute ini juga ditargetkan bisa beroperasi paling lambat pada tahun 2018.

Rel MRT Lebak Bulus-Sisingamangaraja merupakan jalur layang, sedangkan Sisingamangaraja-Bundaran HI merupakan jalur bawah tanah. Jalur layang maupun jalur bawah tanah merupakan jalur rel yang tidak akan bersinggungan dengan jalan raya (perlintasan sebidang).

Inilah perbedaan mendasar dari rel KRL yang merupakan jalur di atas tanah, makanya rel kereta sering menjadi sumber kemacetan dan beresiko terjadi kecelakaan karena banyaknya lintasan sebidang yang tidak berpengaman. Satu-satunya jalur KRL layang hanya jalur Manggarai-Kota.

Nah, jadi pada intinya ketiga moda transportasi tersebut sama-sama membutuhkan rel kereta berukuran 1067 milimeter. Namun, berbeda daya angkut dan lintasan.

Tunjukkan Komen (1)