Take a fresh look at your lifestyle.

BPT Hadirkan Solusi Geospatial Bantu Industri Lakukan Perencanaan dengan Akurat

0 1,636
foto : istimewa

Jakartakita.com – Dewasa ini, solusi Informasi dan Analisa Geospasial menjadi andalan berbagai industry untuk melakukan perencanaan, monitoring, evaluasi, bahkan membantu proses pengambilan keputusan bisnis.

Sayangnya, solusi ini sering terkendala ketersediaan, kelengkapan, serta akurasi data spasial yang berpotensi pada kesalahan perencanaan dan pengambilan keputusan.

Mengatasi hal tersebut, PT Blue Power Technology (BPT), penyedia solusi infrastruktur TI dan anak usaha CTI Group, menawarkan solusi Geographic Information System (GIS) hasil kolaborasi dengan ESRI dan PT. Geonet Infomedia, dengan cara mengimplementasikan konsep One Map Policy untuk mencegah kesimpang-siuran data spasial, yang berakibat pada kesalahan pengambilan keputusan.

Teknologi GIS telah dimanfaatkan oleh berbagai industry untuk memvisualisasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data untuk memahami suatu hubungan, pola, dan tren di suatu lokasi atau wilayah tertentu.

Presiden Direktur Blue Power Technology, Yuwono Pranata menjelaskan, teknologi ini mengkombinasikan data yang dimiliki (aspasial) dengan data geospasial/peta guna memperoleh insight baru, seperti informasi kepadatan penduduk, menentukan lokasi pembangunan, atau menempatkan point of interest, perencanaan dan analisis, manajemen bidang kerja, aset, data, dan lain sebagainya.

Lebih unggul dari solusi GIS lainnya, lanjut Yuwono, Software GIS yang dikembangkan ESRI memiliki kemampuan deep location analytics, kemudahan integrasi dengan berbagai vendor dashboard Business Intelligence, dan fitur yang memungkinkan pelanggan membuat peta dasar sehingga comply dengan konsep One Map Policy, atau kebijakan satu peta yang diatur dalam UU No.4/2011.

Related Posts
1 daripada 3,240

Adapun solusi GIS dari ESRI yang dinamakan ArcGIS ini dapat dioperasikan di beberapa platform, yaitu di desktop komputer (ArcGIS Desktop), web (ArcGIS Server), dan cloud (ArcGIS Online).

“Kesamaan standar, format, maupun struktur peta di antara organisasi, baik swasta maupun pemerintah, sangat dibutuhkan untuk meminimalisir kesalahan perencanaan dan menghindari potensi konflik. Untuk itu, selain menghadirkan teknologi GIS yang komprehensif bagi pelanggan industri, kami juga mendevelop mitra bisnis kami, PT Geonet Infomedia, yang telah berhasil mengimplementasikan konsep One Map Policy dalam solusi ArcGIS sebagai solusi yang lebih akurat, terpadu,dan terpercaya. Solusi ini sangat penting dalam pengambilan keputusan bisnis dan penetapan kebijakan pemerintah untuk mencegah kerugian yang lebih besar,” terang Yuwono Pranata dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.

Ditambahkan, kolaborasi dengan ESRI dan PT Geonet ini merupakan bagian dari focus BPT dalam meningkatkan adopsi smart city dan big data analytics bagi pelanggan industri.

foto : istimewa

“Kami menyadari bahwa teknologi GIS belum 100% efektif apabila pelanggan masih mengacu ke peta yang berbeda-beda tanpa ada standard khusus, sehingga banyak masalah yang muncul, seperti pembuatan izin yang tumpang tindih di kalangan pemerintah dan kesalahan perencanaan bagi pelaku bisnis. Seperti dalam project smart city, sering kali pemerintah kota memulai dengan membangun command center, tapi lupa melakukan standarisasi peta terlebih dahulu. Untuk itu, dalam project smart city di Jakarta dan Bekasi, di awal kami terapkan konsep One Map Policy. Melalui konsep One Map Policy yang kami tanamkan di solusi ArcGIS, pengguna memperoleh data yang lebih akurat dengan tingkat ketelitian peta skala 1:1.000,” jelas Achmad Taufik, Director PT Geonet Infomedia.

Menurut riset Markets and Markets, pasar solusi Geospatial Analytics diprediksi terus meningkat dari USD 27,42 milyar pada 2015 menjadi USD 72,21 milyar pada 2020 atau sebesar 21,4% setiap tahunnya di mana teknologi GIS akan memainkan peranan penting di dalamnya.

Sementara di Indonesia, menurut ESRI, pertumbuhan pasar Geospatial cukup signifikan yaitu sebesar 43,8% dari awal 2015 hingga pertengahan 2017.

 

Tinggalkan komen