Take a fresh look at your lifestyle.

Buka Puasa Bersama…

0 1,725

Tiket Pesawat Murah Airy

image
Foto: koleksi pribadi

Bulan Ramadhan memang bulan yang istimewa. Bukan hanya karena di bulan ini, umat muslim diwajibkan berpuasa sebulan penuh dan mengerjakan amalan lainnya. Rupanya berkah Ramadhan juga dirasakan oleh berbagai kalangan, tak peduli tua ataupun muda, kaya-miskin, muslim ataupun non muslim semua ikut ‘kecipratan’ berkah.

Si miskin bersuka cita menyambut zakat dan sedekah si kaya yang tiba-tiba jadi semakin royal berbagi di bulan Ramadhan. Begitupun para pedagang tak memandang apakah dia muslim atau non-muslim asalkan menjual produk halal pasti laris manis diserbu pembeli muslim yang berbondong-bondong membeli keperluan Ramadhan dan lebaran. Dan masih banyak berkah yang tidak bisa saya jabarkan di sini.

Salah satu berkah yang langka terjadi di luar bulan puasa adalah berkah silaturahmi. Ya, selama bulan Ramadhan tiba-tiba kita dipertemukan dengan teman lama yang sudah lama tak saling kontak. Momen buka puasa bersama lah yang mempertemukannya.

Ramadhan belum juga setengah jalan, saya sudah mendapat seabrek undangan buka puasa bersama, dari undangan buka puasa bersama teman SD, kuliah, bahkan teman kerja. Teman kerja pun tidak hanya satu lingkungan kerja. Saya yakin bagi Anda yang sudah beberapa kali menjadi kutu loncat di beberapa perusahaan pun pasti mendapat undangan berbuka puasa dari banyak tempat.

Tempat berbuka puasa pun beraneka ragam, dari rumah biasa, restoran, tempat kongkow di mall hingga hotel berbintang. Dan setiap undangan setidaknya kita harus merogoh kocek yang tidak sedikit.

Ya, momen buka puasa bersama sambil nongkrong sudah menjadi bagian dari gaya hidup kaum urban khususnya kota Jakarta. Demi mendapatkan tempat berbuka bersama yang cozy dengan aneka hidangan yang lezat, kaum urban rela memesan dari jauh hari atau sengaja ‘stand by’ di depan resto sejak habis ashar. Wow!

Related Posts
1 daripada 26

Dan tentu saja momen berbuka puasa bersama tidak hanya sekedar bersama-sama membatalkan puasa saat azan maghrib tetapi lebih kepada ‘kongkow’ dengan teman sejawat atau keluarga. Karena tentu saja tidak memungkinkan kongkow bareng di siang hari saat berpuasa.

Hidangan berbuka puasa pun jauh dari kesan sederhana seperti yang seharusnya dianjurkan dalam Islam. Tidak perlu menunggu saat berbuka puasa bersama di restoran untuk aneka hidangan istimewa pembatal puasa. Di rumah pun terkadang kita menyajikan menu istimewa yang nyaris langka di hari lain. Ibaratnya hidangan istimewa itu sebagai ‘reward’ atas ketahanan kita berpuasa seharian. Kita lupa kalau salah satu hikmah puasa sebenarnya agar kita bisa berempati kepada mereka yang kurang beruntung, tak bisa makan karena tak ada yang bisa dimakan. Makanya tak mengherankan kalau anggaran rumah tangga selama bulan puasa biasanya lebih besar ketimbang hari lain.

Tentu saja berbuka puasa bersama bukan sekedar makan bersama selepas berpuasa sehari penuh. Ajang makan bersama jadi ajang temu kangen antara teman, keluarga yang jarang bertemu atau malah mantan.

Obrolan pun jauh dari seputar hikmah Ramadhan. Tetapi lebih ke soal curcol tentang karir, kehidupan pribadi bahkan gosip. Makanya tak heran sepulang berbuka puasa kita punya segudang cerita untuk dibawa pulang. Terserah mau diapakan cerita itu, dijadikan semangat, pelajaran atau bahkan diteruskan jadi gosip berantai.

Saking asyiknya curcol sambil menyantap hidangan, tahu-tahu waktu shalat Maghrib pun terlewat dengan suksesnya. “Ah, nanti saja di rumah… dijamak sama Isya.”

Busyet dah! Cuma jalan ke mall aja shalat harus dijamak. Padahal syarat jamak itu setidaknya kita sebagai musafir yang berjalan lebih dari 80 kilometer. Ya, syukur kalau sampai rumah langsung shalat. Kalau lupa dan langsung bablas ketiduran? Apa tidak sayang sudah capek-capek berpuasa malah shalat yang tiang agama malah diabaikan. Boro-boro menunaikan ibadah shalat tarawih atau tadarus.

Ah… sudahlah! Semoga kita masih punya waktu untuk menyempurnakan Ramadhan kita.

Jadi mau buka puasa bersama dimana lagi kita?

Tinggalkan komen