Take a fresh look at your lifestyle.

Reformasi Ekonomi Indonesia Akan Dorong Pertumbuhan 2016

0 946

foto: Jakartakita.com/Irma Fauzia
foto: Jakartakita.com/Irma Fauzia
Jakartakita.com – Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan naik kembali tahun ini, seiring respons positif konsumen dan investor terhadap upaya Pemerintah memperbaiki investasi publik dan melakukan reformasi struktural, demikian menurut laporan baru Asian Development Bank (ADB) yang dirilis pada Rabu (30/3/2016).

“Ditengah gejolak pasar keuangan global, berbagai reformasi ekonomi yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mampu memperkuat kepercayaan pasar dan membawa hasil positif,” ujar Steven Tabor, kepala perwakilan ADB di Indonesia.

“Sangatlah penting bagi Indonesia untuk melaksanakan program investasi publiknya yang ambisius, guna memperdalam dan mempertahankan momentum reformasi tersebut, demi meningkatkam produktivitas, menarik investasi, dan mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan yang baru,” imbuhnya.

Related Posts
1 daripada 5,647

Dalam publikasi ekonomi tahunannya yang bertajuk Asian Development Outlook (ADO) 2016, ADB memproyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan semakin membaik dari 4,8% pada 2015 menjadi 5,2% tahun ini dan 5,5% pada 2017. Perkiraan ini menyusul perturunan pertumbuhan di Indonesia selama 5 tahun yang lalu.

Konsumsi rumah tangga dan investasi publik diproyeksikan meningkat pada 2016, seiring menguatnya momentum dari berbagai proyek infrastruktur baru yang dimulai tahun lalu. Belanja modal publik yang lebih tinggi dan reformasi yang berjalan untuk menderegulasi ekonomi akan memberikan peluang tambahan bagi investasi swasta. Investasi telah naik 5,1% pada 2015, bersamaan dengan peningkatan investasi pemerintah di bidang infrastruktur.

Reformasi kebijakan pemerintah yang sedang berjalan diperkirakan akan terus menstimulasi investasi swasta, terutama dalam jangka menengah. Dalam jangka panjang, tantangan bagi Indonesia antara lain adalah untuk mendiversifikasikan kegiatan ekonomi guna mengurangi ketergantungan pada sejumlah kecil komoditas. (Irma Fauzia)

Tinggalkan komen