Lahan Kosong di Depan Villa Kelapa Dua Diserbu Penduduk Liar
Jakartakita.com – Warga perumahan Villa Kelapa Dua yang berada di Pos Pengumben, Jakarta Barat dikejutkan oleh runtuhnya tembok pembatas komplek dengan ruang terbuka yang berada di baliknya. Pasalnya sudah setahun ini ruang terbuka ini dipenuhi dengan buangan tanah, truk yang sudah tidak berfungsi dan sampah.
Semakin lama tumpukan semakin tinggi menyamai tinggi tembok pembatas. Warga komplek terutama yang berada di Jl. Mayang khawatir suatu waktu tembok runtuh tak kuat menahan dorongan beban yang tiap hari terus ditimbun. Kekhawatiran warga akhirnya menjadi kenyataan.
Insiden ini kemudian menjawab permasalahan tentang keberadaan bedeng-bedeng liar yang ada di atas gundukan sampah dan tanah. Semula warga komplek Villa Kelapa Dua dan warga sekitar mengira bedeng-bedeng ini adalah tempat tinggal sementara para pekerja yang terlibat dalam peremajaan dan pelebaran terusan kali Pesanggrahan serta penataan jalan di sisi kali.
Meski pengerjaan semakin menunjukkan penyelesaian, jumlah bedeng bukannya berkurang tapi justru bertambah. Tim liputan Jakartakita.com pernah menanyakan kepada salah satu orang yang tinggal di sana, proyek apa lagi yang sedang dikerjakan. Pertanyaan dijawab dengan gelengan kepala.
Lurah Kelapa Dua, Herman yang menerima keluhan warga segera menindaklanjuti hal ini.
“Ya, besok kita kontrol,” ujar Herman saat meninjau tembok pembatas yang runtuh.
Tim liputan Jakartakita.com mendapat informasi bahwa lahan yang ditempati bedeng-bedeng liar ini adalah lahan pengembang perumahan Villa Kelapa Dua yang belum dibayar. Lahan ini seharusnya akan dibuat ruang hijau dan fasilitas umum untuk warga komplek Villa Kelapa Dua. Namun hingga kini pembayaran tak kunjung dilunasi, pengembang pun sudah entah ada dimana. Lahan pun menjadi tak jelas peruntukkannya.
Entah siapa yang memulai. Satu per satu muncul bedeng-bedeng liar. Sumber Jakartakita.com mengatakan mereka yang tinggal di sana membayar sewa kepada oknum yang belum diketahui siapa. Mereka membayar rutin setiap bulan. Kabel-kabel listrik yang belum lama terpasang menunjukkan para warga yang menempati bedeng juga menikmati fasilitas listrik.
Belakangan kita sering melihat bentrok antara warga di kampung kumuh dengan pemprov atau dengan pemilik yang merasa lahannya dimanfaatkan orang-orang yang tidak berhak. Apa yang sedang terjadi di lahan dekat perumahan villa Kelapa Dua ini berpotensi menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak.