Take a fresh look at your lifestyle.

Survei : Indonesia Negara Teroptimistis Ketiga di Dunia pada Kuartal Kedua 2019

0 5,292

Jakartakita.com – Hasil temuan The Conference Board® Global Consumer Confidence™ Survey, in collaboration with Nielsen menyebutkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia relatif stabil di angka 126 pp (poin persentase) pada kuartal kedua 2019 ini.

Adapun Konsumen Indonesia merupakan konsumen paling optimistis ketiga di dunia setelah India (138pp) dan Filipina (126pp). 

Lebih lanjut, The Conference Board® Global Consumer Confidence™ Survey, in collaboration with Nielsen juga mengungkapkan, Indeks Keyakinan Konsumen Global cukup stabil dengan angka 107 dari 106 di kuartal pertama 2019. 

Dari 64 negara yang disurvei Nielsen, 10 negara teroptimis secara berurutan adalah  India (138), Filipina (130), Indonesia (126), Vietnam (123), Amerika Serikat (121), Denmark (117), Cina (115), Arab Saudi (114) Uni Emirat Arab (113) dan Malaysia (110).

“Konsumen di Asia Pasifik tetap optimis, dengan Cina, India, dan Indonesia berfungsi sebagai pilar utama Indeks Keyakinan Global. Dua negara yang perekonomiannya lebih matang di kawasan ini, yaitu Jepang dan Korea, memperlihatkan optimisme yang bergerak dalam arah yang berlawanan – menurun dari yang sebelumnya,” ungkap Agus Nurudin, Managing Director Nielsen Indonesia dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Rabu (31/7).

Lebih rinci dijelaskan, IKK ini dipengaruhi oleh tiga indikator, yaitu Persepsi Konsumen akan: (1) Prospek Lapangan Kerja, (2) Kondisi Keuangan Pribadi dan (3) Keinginan Berbelanja, semuanya dalam 12 bulan ke depan.

Untuk Indonesia, indeks Persepsi  Konsumen akan Kondisi Keuangan Pribadi adalah 80% (turun 3 dibandingkan dengan kuartal pertama tahun ini).

Indeks Persepsi Konsumen akan Prospek Lapangan Kerja juga turun dari 72% di kuartal pertama 2019 menjadi 70% di kuartal kedua 2019 ini.

Sementara itu, Persepsi Konsumen akan Keinginan Berbelanja meningkat menjadi 61% dibandingkan kuartal pertama 2019 yang hanya 56%.

Related Posts
1 daripada 3,882

Konsumen Indonesia Khawatir akan Keadaan Ekonomi namun Lebih Tenang pada Stabilitas Politik

Kekhawatiran konsumen akan Keadaan Ekonomi (36%) meningkat cukup tajam dibandingkan kuartal sebelumnya (31%).

Faktor ini diduga juga memicu lebih banyak konsumen yang menyatakan bahwa negara sedang dalam keadaan resesi pada kuartal ini yaitu 57 persen, meningkat jauh dari kuartal sebelumnya yang hanya 51 persen.

Di sisi lain, konsumen yang menyatakan khawatir akan Stabilitas Politik turun  menjadi 31% jika dibandingkan kuartal pertama 2019 yang sebesar 34%. Kekhawatiran utama konsumen lainnya pada kuartal kedua 2019 ini diantaranya, Keseimbangan Antar Hidup/Pekerjaan (16%), Toleransi Antar Umat Beragama (15%) dan Kekhawatiran akan Terorisme (13%) yang muncul di kuartal ini, tapi tidak muncul di kuartal sebelumnya.

“Di kuartal kedua ini makin banyak konsumen Indonesia yang mengkhawatirkan kondisi ekonomi, tampaknya hal itu merupakan dampak dari Pemilu, dimana konsumen merasa bahwa keadaan ekonomi pasca Pemilu masih tidak pasti. Tidak mengherankan bila kemudian juga lebih banyak konsumen yang berpendapat bahwa negara sedang dalam keadaan resesi ekonomi,” kata Agus Nurudin.

Ditambahkan, menurunnya kekhawatiran konsumen akan stabilitas politik dibandingkan kuartal sebelumnya  menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sudah lebih tenang dalam menyikapi setiap aktifitas politik yang terjadi di tanah air.

Lebih Sedikit Konsumen yang Menunda Menggunakan Teknologi Terbaru

Dalam hal mengalokasikan dana cadangan, tidak terlalu banyak perubahan dari kuartal sebelumnya dimana konsumen memilih untuk Menabung (67%), Berlibur (44%) dan Investasi pada Saham atau Reksadana (40%).

Namun yang menarik, pada kuartal ini konsumen yang mengalokasikan dana cadangannya untuk perbaikan tempat tinggal lebih sedikit dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu hanya 28 persen saja.

Terkait penghematan biaya rumah tangga pada kuartal ini, 47% konsumen online Indonesia memilih Mengurangi Hiburan di Luar Rumah.

Di sisi lainnya, meskipun 39 persen konsumen merasa perlu mengurangi biaya untuk peningkatan teknologi namun angka ini menurun dari kuartal sebelumnya, artinya masih lebih banyak konsumen yang memilih membeli gawai teknologi terbaru pada kuartal kedua 2019 ini.

Tinggalkan komen