Take a fresh look at your lifestyle.

Penerapan Program e-Sabak Kembali Digaungkan

0 1,754

Jakartakita.com – Program e-Sabak (proses pembelajaran menggunakan tablet) yang pernah di launching oleh Menteri Informasi dan Komunikasi, Rudiantara dan Menteri Pendidikan, Anies Baswedan di SMP 19 Depok tahun 2015 lalu, kembali digaungkan penerapannya. 

Penggagas sekaligus pembuat e-Sabak Chiptec Smart Learning, Ansarullah Yasin mengatakan, program ini akan dilanjutkan – setelah empat tahun terhenti, dikarenakan banyaknya permintaan dari masyarakat Depok.

“Kami rasa program e-Sabak sangat berguna di era digital saat ini,” kata Ansarullah, Rabu (11/9/2019).

Dijelaskannya, program e-Sabak merupakan pelopor pembelajaran berbasis teknologi pertama di Indonesia.

“e-Sabak merupakan sarana anak belajar aktif kreatif memakai tablet android dalam kurikulum edukatif plus ketrampilan hidup. Alhasil, siswa bisa belajar kapan-dimana-siapa pun atau biasa disebut home schooling, dimana siswa bersangkutan bisa mengikuti ujian sekolah lokal dan nasional melalui sekolah negeri terdekat, baik tingkat SD, SMP, dan SMA,” terangnya.

Related Posts
1 daripada 5,042

Lebih lanjut diungkapkan, penggunaan teknologi membawa dunia pendidikan lebih cepat dan lebih maju. Ansarullah yakin, program ini bakal mampu mengurangi biaya kebutuhan para siswa akan buku, karena program e-Sabak, selain lebih murah juga tetap memiliki kualitas. Selain itu, menekankan untuk kegiatan tulis-menulis, para siswa masih tetap menggunakan kertas.

“Saat ini, program telah mulai dicoba pada SMA. Untuk ke depannya, penerapan program ini dimulai dari daerah-daerah terpencil. Pada fase ini, kita fokus pada daerah-daerah yang tertinggal,” katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, ketimpangan akses pendidikan dapat dikurangi dengan penerapan konsep 3T yang meliputi terdepan, terluar, dan tertinggal.

Ditambahkan, model pendidikan e-Sabak ini segera diterapkan menyeluruh dan masuk kurikulum masa datang, yang masih dalam tahap uji coba.

“Program ini sekaligus menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja praktis dan mengembangkan model pendidikan terbuka,” katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok yang juga anggota DPRD Kota Depok, Hafid Nasir mengaku bahwa pihaknya (DPRD) akan mengevaluasi program tersebut.

“Ya kami dengar program tersebut, kami akan cek dulu dan evaluasi, jika bagus bisa saja diterapkan di sekolah di Depok,” katanya.     

Tinggalkan komen