Take a fresh look at your lifestyle.

Waspadai Covid-19, Autoimun.id Ajak Masyarakat Menjaga Kadar Vitamin D Dalam Darah

0 1,619
foto : ilustrasi (ist)

Jakartakita.com – Marisza Cardoba Foundation (MCF) menggelar webinar bertajuk “Peran Vitamin D pada COVID-19 bagi Orang Dengan Auto Imun (ODAI)”, Jumat (30/9).

ODAI adalah sebutan untuk orang-orang yang hidup dengan kondisi autoimunitas. ODAI adalah kelompok yang rentan terkena COVID-19 karena tubuhnya mengalami gangguan imunologi serta mudah terjadi peradangan atau inflamasi.

“Banyak data yang melaporkan bahwa infeksi COVID-19 yang fatal maupun kondisi autoimunitas terjadi pada orang-orang dengan kadar vitamin D yang rendah. Bisa dimengerti karena vitamin D berperan pada respon imun dan pengaturan sistem imun untuk mengatasi reaksi inflamasi yang hebat,” jelas Dewan Pakar Medis Marisza Cardoba Foundation (MCF), Prof. Dr.dr. Zakiudin Munasir SpA(K). 

Prof. Zaki juga menjelaskan, bahwa vitamin D merupakan salah satu jenis vitamin yang berfungsi sebagai hormon yang mengatur metabolisme kalsium dan pertumbuhan tulang.

Vitamin D juga berperan dalam pengaturan sistem imun. Sumber Vitamin D berasal dari sinar UV matahari yang mengubah prekusor provitamin D di kulit menjadi vitamin D.

Sekitar 20% berasal dari makanan seperti susu, ikan, dan lainnya.

“Dosis vitamin D bergantung kadar vitamin D pada pasien, tidak bisa dirata-ratakan. Kalau sumbernya cukup setiap harinya, mungkin tidak perlu mengonsumsi suplemen. Tetapi kebanyakan kita kurang sinar matahari walau sinar matahari berlimpah. Dari makanan hanya menyumbang 20%,” jelas Prof. Zaki.

“Usahakan kadar vitamin D cukup terutama dari sinar matahari, sekitar jam 10  pagi sampai jam 2 siang. Kalau pagi sekitar 15 menit,  kalau siang 5 menit cukup. Jangan lupa juga terapkan pola makan yang memenuhi gizi seimbang, cukup protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral,” sambung Prof Zaki.

Di kesempatan yang sama, Marisza Cardoba selaku pendiri MCF yang juga ODAI mengungkapkan, kekurangan vitamin D pada infeksi COVID-19 tentu menyebabkan respon imunnya tidak berjalan dengan baik dan infeksinya bisa fatal. Oleh karena itu, MCF membentuk media AUTOIMUN.ID untuk terus mengkampanyekan dan mengajak masyarakat agar memperhatikan kadar vitamin D dalam darah guna meminimalisir risiko autoimunitas dan gejala COVID-19 yang fatal. 

“AUTOIMUN.ID dapat diakses melalui YouTube, Instagram dan Website dan berisi banyak informasi dari pakar mengenai autoimunitas serta penerapan pola hidup sehat,” terangnya.

Asal tahu saja, Autoimun adalah sebuah kondisi kesehatan di mana sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antara zat asing yang dianggap asing dan membahayakan tubuh dengan bagian tubuh penderitanya, sehingga menyebabkan masalah kesehatan kronis, bahkan kematian jika menyerang organ yang memiliki peran vital.

Sementara itu, Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, Sp.PD, KHOM, salah satu Pendiri dan Ketua Dewan Pengawas Marisza Cardoba Foundation, mengatakan, Autoimun memang penyakit yang bisa mematikan namun bisa dikendalikan.

Related Posts
1 daripada 2,020

Penyebabnya antara lain akibat terpapar bahan-bahan kimia atau yang dianggap tidak natural oleh tubuh.

“Sumber bahan-bahan kimia itu antara lain dalam makanan yang ada di sekitar kita, yang sangat logis menjadi perangsang rusaknya antibodi dalam tubuh. Dua generasi lalu, penyakit autoimun sangat langka. Tapi sekarang, jumlahnya meningkat tajam. Kebanyakan generasi muda yang menderitanya,” jelas Prof. Aru lebih lanjut.

Ancaman Nyata 

Marisza Cardoba menyampaikan, Autoimun adalah ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia. Orang dengan autoimun produktivitasnya menurun, hanya mampu beraktivitas 5-6 jam sehari dengan keluhan seperti nyeri sendi, mudah lelah, rambut rontok, sering sariawan, demam yang tidak beraturan, dan sebagainya, sementara penyakit ini belum dapat disembuhkan.

Ia mencontohkan, penderita Autoimun di Amerika Serikat berjumlah 50 juta orang, 80 persennya adalah perempuan usia produktif. 

“Jumlah penderita autoimun di Indonesia yang berhasil kami himpun dan dukung baru mencapai sekitar 15.000 orang. Hal ini bisa jadi disebabkan karena gejala autoimun mirip dengan penyakit lainnya, dan masyarakat juga enggan memeriksakan penyakitnya secara menyeluruh,” jelas Marisza Cardoba.

Lebih lanjut Marisza Cardoba menghimbau masyarakat untuk Lima Dasar Hidup Sehat, atau pola hidup sehat menyeluruh, dan memastikan asupan Vitamin D yang memadai, sebab telah terbukti berhasil meningkatkan kualitas hidup para ODAI hingga dapat kembali beraktivitas normal.

5 Dasar Hidup Sehat untuk ODAI adalah:

1. Gaya Hidup Sehat (pilih makanan sehat periksa kesehatan berkala, menjaga kebersihan);

2. Aktif Mandiri (olahraga 30 menit setiap hari, menanam bahan pangan sendiri);

3. Pengendalian stres (ibadah, komunikasi positif, manajemen waktu);

4. Terus belajar (bergabung dengan komunitas pembelajar, ketahui hak dan kewajiban pasien, ketahui informasi obat (polifarmasi), mengelola keuangan dengan baik;  

5. Hidup Positif (menyeimbangkan otak, bekerja cerdas, tersenyum setiap saat).

Tinggalkan komen