Take a fresh look at your lifestyle.

Ke dua Kalinya Permata Sanny Peduli Kembali Salurkan Bantuan Bagi Korban Gempa Cianjur

0 1,414

Jakartakita.com – Tim gabungan jurnalis dan fotografer Permata Sanny Peduli kembali mengunjungi sejumlah titik tenda pengungsian di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Sabtu (10/12) lalu.

Sebelumnya tim yang bekerja sama dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) Solmet (Solidaritas Merah Putih) memberikan bantuan logistik berupa tenda pleton, terpal, paket sembako dan selimut ini ke daerah Cugenang, Cianjur, Rabu (30/11) lalu.

Hasil dari laporan relawan di lokasi ternyata masih ada sejumlah titik pengungsian yang membutuhkan logistik. Bantuan berupa pakaian dalam, pembalut wanita, selimut, terpal, alat mandi dan makanan bayi masih diperlukan.

Sesuai dengan laporan dari relawan TRC Solmet, ternyata masih ada titik pengungsian yang sangat membutuhkan logistik khususnya berupa pakaian dalam, selimut, terpal, alat mandi dan bubur bayi. Kami kembali bekerjasama dengan relawan menuju titik lokasi yang dimaksud,” jelas Permata Warokka selaku founder Permata Sanny Peduli.

Kedatangan tim yang membawa logistik disambut hangat warga Kampung Buniaga, Desa Ciherang, Pacet Kabupaten Cianjur. Masih terlihat tenda pengungsi terisi penuh oleh warga setempat.

“Kami masih bertahan di tenda pengungsian bersama anak-anak karena rumah kami tidak bisa dihuni lagi. Bisa dilihat kondisi tenda kami yang apa adanya. Anak anak juga mulai terserang flu dan gatal, karena cuaca dingin tidur di tenda,” terang Kang Ade, warga Kampung Buniaga RT 04/08, Ciherang, Kecamatan Pacet.

Usai menyalurkan bantuan, tim pun diajak melihat kondisi rumah tinggal warga yang hancur. Bahkan ada sebagian rumah yang tertimbun longsoran tanah.

“Kalau di daerah kami rata rata hancur karena longsoran tanah. Juga tembok retak parah dan tak bisa dihuni lagi. Itulah yang membuat kami bertahan di tenda pengungsian seadanya,” tutur Kang Ade yang menyebut warganya mendirikan tenda darurat di atas ladang.

Related Posts
1 daripada 5,406

Selain mengunjungi sejumlah titik tenda pengungsian di Kampung Buniaga, tim juga bergerak ke Kampung Cibeureum, Desa Cibeureum, Cugenang. Di sana warga setempat juga mengatakan hal yang sama yaitu tinggal di tenda pengungsian yang tidak memadai.

“Di sini sering hujan, jadinya tenda basah dan alasnya rembes kena air. Banyak anak anak yang mulai sakit. Alhamdulillah dari tim ini (Permata Sanny Peduli) bawa selimut juga pakaian dalam dan makanan bayi, terimakasih,” ucap ibu Mae saat berbincang dengan tim Permata Sanny Peduli.

Noviana K selaku Wakil Sekjen TRC Solmet mengatakan bila bantuan yang diberikan Permata Sanny Peduli sesuai dengan kebutuhan pengungsi. Bahkan menurutnya tim Permata Sanny Peduli sangat cepat kembali membawa logistic yang dibutuhkan.

”Tim Permata Sanny Peduli bergerak cepat dan tepat untuk pemenuhan kebutuhan pengungsi di titik-titik lokasi pengungsian yang telah ditelusuri oleh TRC Solmet. Bantuan yang diberikan tentunya sangat bermanfaat bagi korban,” ucap Noviana.

Meski demikian logistik lainnya seperti obat-obatan, perlengkapan shalat, toilet dan saluran air bersih masih dibutuhkan pengungsi. Bahkan untuk penyaluran logistik ke daerah terpencil masih harus menggunakan sepeda motor.

”Bantuan yang diberikan Tim Permata Sanny Peduli dipusatkan ke beberapa titik di Kecamatan Pacet dan Kecamatan Cugenang. Sebagian melalui relawan yang membawa logistik ke daerah terpencil seperti di daerah Longkewang dan Rancagoong, Kecamatan Cilaku dengan sepeda motor,” lanjutnya.

Foto Istimewa

Kembali bersinergi kedua kalinya, Noviana mengucapkan terimakasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan Permata Sanny Peduli.

”Terimakasih kepada Ibu Permata dan Tim Permata Sanny Peduli yang telah memberikan bantuan kepada para korban dan memberikan kepercayaan kepada TRC Solmet untuk mendampingi pendistribusian bantuan. Semoga Ibu Permata beserta Tim selalu diberikan kesehatan dan berkah yang berlimpah. Semoga Kolaborasi Tim permata sunny peduli dan TRC Solmet dapat terus berlanjut dan memberikan yang terbaik untuk kemanusiaan,” pungkas Noviana. (Edi Triyono)

Tinggalkan komen