Take a fresh look at your lifestyle.

Begini Sejarah Pasar Senen

0 1,253
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Pasar Senen adalah salah satu pasar legendaris di wilayah Jakarta Pusat. Pasar Senen termasuk salah satu pasar tertua di Ibukota Jakarta.

Menurut sejarah, pada tahun 1730-an seorang tuan tanah berdarah Belanda yang bernama Justinus Vinck adalah orang pertama yang mengenalkan sistem jual beli dengan menggunakan uang sebagai alat jual beli yang sah di Jakarta. Vinck mendirikan pasar pertama di Jakarta di bagian selatan pusat kota Batavia. Pasar itu dinamakan Vincke Passer, yang di kemudian hari pasar itu lebih dikenal dengan sebutan Pasar Senen.

Related Posts
1 daripada 1,094

Mengenai mengapa Vincke Passer akhirnya dikenal sebagai Pasar Senen, ini berkaitan erat dengan kebijakan pemerintah VOC dalam hal perizinan pembangunan pasar pada tahun 1801. Saat itu pemerintah kolonial Belanda memberikan izin pendirian pasar sesuai dengan hari operasinya. Kebetulan Vinke Passer beroperasi setiap hari Senin, maka orang-orang pribumi lebih suka menyebut Pasar Senen ketimbang Vincke Passer yang rada sulit diucapkan oleh lidah pribumi.

Saat itu, selain Vincke Passer yang buka setiap hari Senin. Mulai bermunculan pasar-pasar lain di Jakarta, antara lain Pasar Selasa (Pasar Koja), Pasar Rebo (Pasar Induk Kramat Jati), Pasar Kamis (Mester Passer atau Pasar Jatinegara), Pasar Jumat di kawasan Lebak Bulus, Pasar Sabtu (Pasar Tanah Abang), Pasar Minggu (dahulu Tanjung Ost Passer), Pasar Klender dan Pasar Cimanggis.

Namun kebijakan hari operasi pasar-pasar ini tidak berlangsung lama. Tak lama kemudian VOC bangkrut, terjadi pengambil alihan kekuasaan di Batavia. Sejak saat itu pasar pun buka setiap hari. Walaupun nama-nama pasar masih berdasarkan nama hari ‘pasaran’.

Pada akhir abad ke-19, mulai banyak bermunculan pasar-pasar baru yang lebih modern, seperti Passer Baroe, Passer Glodok, Toko Merah. Pasar-pasar yang muncul di era abad ke-19 akhir hingga awal abad ke-20 menjadi inspirasi lahirnya supermarket dan juga mal.

Tinggalkan komen