Take a fresh look at your lifestyle.

Amar Bank Pertahankan Budaya Kerja Ala Startup Untuk Tetap Produktif

0 2,294
foto ; istimewa

Jakartakita.com – Selain mengembangkan inovasi teknologi di dunia perbankan, PT Bank Amar Indonesia Tbk. (Amar Bank), yang merupakan bank pertama dan satu-satunya yang berfokus pada pengembangan produk-produk bank digital di Indonesia, juga terus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan produktivitas karyawan, terutama di masa PSBB akibat pandemi Covid-19. 

Bahkan, sejak mulai bertransformasi pada 2015, Amar Bank telah menerapkan budaya kerja yang unik dengan didasarkan pada pola pikir startup.

“Setiap perusahaan memiliki budaya kerjanya masing-masing. Budaya kerja di Amar Bank merupakan gabungan dari budaya kerja perusahaan rintisan (startup) dan budaya kerja perusahaan atau organisasi besar. Mengapa demikian? Karena pada umumnya, sebuah perusahaan atau organisasi besar lebih fokus terhadap kesenjangan (gap) kinerja dan sudah memiliki standar tersendiri yang harus dipertahankan. Sedangkan disini, yang menjadi fokus kami adalah kesenjangan (gap) peluang. Sederhananya, startup bukan hanya sekedar menjadi ‘tampilan’ atau ‘julukan’ saja, melainkan menjadi sebuah mindset atau pola pikir,” ungkap Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian dalam keterangan pers, Senin (19/10/2020).

Lebih jauh, ia memaparkan, untuk menciptakan dan mempertahankan pola pikir startup, Amar Bank telah mengambil langkah yang dimulai dari penerapan strategi, struktur organisasi, hak pengambilan keputusan, culture building blocks, kegiatan rutin, sesi pembinaan rutin, dan pemberian insentif untuk mendorong perilaku karyawan yang sejalan dengan tujuan perusahaan.

Budaya kerja yang diterapkan tersebut juga diarahkan untuk membawa perubahan positif dalam hidup orang banyak dan mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik lagi.

Hal ini sejalan dengan visi Amar Bank yang berkomitmen memberikan senyum melalui akses keuangan kepada lebih dari 200 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2025. 

“Kami meyakini ketika SDM kami atau yang kami sebut Amarites dapat berkembang, maka perusahaan juga akan semakin berkembang. Oleh karena itu, memastikan karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan menyenangkan dengan memastikan mereka selalu tersenyum di tempat kerja sama pentingnya juga dengan membuat nasabah tersenyum. Karena di balik setiap pengalaman nasabah yang baik selalu dimulai dengan senyuman,” imbuh Vishal.

Related Posts
1 daripada 4,194

Sebagai informasi, Amar Bank baru-baru ini menerima penghargaan Best Places to Work 2020 yang diberikan terutama karena penilaian atas lingkungan kerja perusahaan yang dinilai sebagai salah satu tempat terbaik untuk bekerja di Indonesia.

Pencapaian ini merupakan bukti kerja keras Amarites yang menjunjung tinggi culture-blocks perusahaan, yaitu; Experimentation, Growth, Fun, Big Dreams, Customer Focus dan Speed yang telah diimplementasikan dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari.

Ratna Julia, Head of People Function Amar Bank Ratna mengatakan, saat ini, Amar Bank telah memiliki lebih dari 1.200 karyawan, dan sebanyak 86% di antaranya adalah generasi milenial.

Dinominasi generasi milenial yang dekat dengan dunia digital, merupakan suatu keuntungan karena sesuai dengan posisi Amar Bank sebagai Bank Digital. 

“Oleh karena itu, dengan budaya kerja yang diterapkan perusahaan, diharapkan para karyawan yang didominasi generasi milenial dapat mendorong dirinya untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan membangun karirnya serta impian masa depannya,” jelas Ratna.

Dari hasil survei internal yang dilakukan Amar Bank, terdapat 3 poin yang membuat karyawan merasa puas bekerja di Amar Bank, yaitu Fleksibilitas dan kebebasan dalam pekerjaan; Kesempatan belajar dan berkembang, dan; Peluang karir yang baik.

Ada beberapa karakteristik yang dapat diunggulkan dari pola pikir startup, dua diantaranya adalah kemampuan untuk melakukan eksperimen dan berani mengambil resiko. 

“Untuk mewujudkan pola pikir tersebut, Amar Bank memulai dengan membangun budaya perusahaan yang menyerupai startup. Selain mempekerjakan karyawan berusia 25-35 tahun dan menerapkan kantor terbuka (open office), kami juga mendorong karyawan untuk menghadapi tantangan dan mengambil risiko sebagai cara untuk berkembang,” pungkas Vishal. (Rully)

Tinggalkan komen