Take a fresh look at your lifestyle.

Nielsen : Terjadi Pergeseran Dominasi, Merek Global Digeser Merek Lokal

0 1,029
merek lokal - Made-In-Indonesia
foto : istimewa

Jakartakita.com – Baru-baru ini, lembaga riset Nielsen merilis laporan tentang ‘Persaingan Merek Lokal dan Global termasuk faktor-faktor pendukungnya’.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa saat ini telah terjadi pergeseran dominasi yang semula menurut tradisinya perusahaan multinasional (MNCs) mendominasi pasar Asia Tenggara, saat ini gambaran tersebut mengalami pergeseran.

Menurut laporan tersebut, dengan diperkuat biaya operasional yang rendah, jaringan yang sudah mapan, pemahaman yang dalam mengenai kebutuhan dan selera lokal, dan kemampuan untuk bergerak cepat, pemain lokal saat ini telah menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan dan telah mengubah sektor FMCG di Asia.

“Masuknya perusahaan multinasional ke pasar negara baru selain memberikan keuntungan bagi konsumen lokal yang ingin mendapatkan produk yang lebih beragam, juga dapat menjadi tantangan besar bagi perusahaan-perusahaan lokal ketika berhadapan dengan pesaing-pesaing asing yang menakutkan yang memiliki berbagai keuntungan termasuk sumber daya keuangan yang besar, sumber daya manusia dengan beragam potensi, , infrastruktur teknologi yang canggih, dan proses pengiriman dan operasional yang sudah mumpuni,” papar Laura McCullough, Managing Director, Client Service Leader of Nielsen’s Growth and Emerging Markets, dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Kamis (28/4/2016).

Related Posts
1 daripada 6,414

“Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir telah banyak perusahaan lokal yang tidak hanya mampu bertahan dalam kompetisi dengan perusahaan multinasional, tetapi juga telah mengungguli perusahaan multinasional di Asia Tenggara,” sambungnya.

Laporan Nielsen Go Glocal juga mengidentifikasi empat faktor utama yang telah memberikan keseimbangan untuk mendukung perusahaan lokal:

Pertama ; Nilai untuk uang, kebanggaan nasional dan keakraban menimbulkan loyalitas untuk merek local. Kedua ; Merek regional dan local tumbuh lebih cepat daripada pemain global baik di pasar modern maupun pasar tradisional. Ketiga ; Perusahaan local memahami nuansa konsumen local, dan Keempat ; Perusahaan local dan regional menawarkan variasi harga yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

“Dahulu portofolio pemain global lebih kuat di lini premium dan pemain local lebih kuat dalam segmentasi nilai. Kini terjadi perubahan fokus dimana pemain-pemain local dan regional menawarkan portofolio merek yang lebih seimbang pada semua tingkatan harga sementara merek global mengalihkan fokusnya pada margin produk premium yang lebih tinggi,” sebut McCullough, dalam laporan tadi.

Ditambahkan, pemain regional melawan tren premiumisasi dengan meningkatkan fokusnya pada nilai, yang tumbuh hampir 50% dibandingkan pertumbuhan di segmen yang umum (mainstream) yang sebesar 22%.

“Selama ini, konsumen belum pernah dibanjiri informasi seperti saat ini, memiliki kekuasaan dan siap untuk merangkul merek-merek yang memahami kebutuhan gaya hidup mereka. Perusahaan, baik itu global, regional ataupun local harus memastikan bahwa merek mereka dapat mewujudkan nilai proposisi mereka dan memenuhi peran penting dalam kehidupan konsumen jika mereka ingin memenangkan pertempuran untuk dipilih konsumen,” tandas McCullough.

Tinggalkan komen