Take a fresh look at your lifestyle.

Cermati Lima Hal Penting Dalam Perencanaan Keuangan. Apa Saja?

0 1,477
foto : istimewa
foto : istimewa

Jakartakita.com – Amartha –perusahaan peer-to-peer lending untuk usaha mikro di Indonesia, berkolaborasi dengan Wangsa Jelita, sebuah bisnis sosial penyedia produk perawatan tubuh natural, dalam sebuah acara berjudul Financial Planning 101.

Dalam kesempatan tersebut, Aria Widyanto, VP of Product Amartha mengungkapkan bahwa setidaknya ada lima hal penting dalam perencanaan keuangan.

“Pertama adalah tujuan keuangan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Kedua, yang tidak kalah pentingnya adalah komitmen. Hal ini berkaitan dengan kekuatan niat yang kita miliki untuk mencapai tujuan yang telah kita tentukan,” jelas Aria di Jakarta, Senin (07/8/2017).

Ditambahkan, yang ketiga ialah pentingnya mencatat dan memantau seluruh pemasukan serta pengeluaran. Dengan melakukan pencatatan, seorang Ibu bisa melihat perkembangan finansial yang terjadi dari waktu ke waktu.

Berikutnya adalah menentukan prioritas, dimana kita harus menentukan kebutuhan mana yang harus didahulukan. Terakhir, untuk melengkapi perencanaan keuangan yang sehat, menabung dan berinvestasi memegang peranan penting sebagai cara mencapai tujuan kemuangan yang telah ditentukan di poin pertama.

Related Posts
1 daripada 6,811

Adapun Survey Literasi dan Inklusi Keuangan OJK 2016 mengungkapkan bahwa hanya satu dari empat wanita di Indonesia yang memiliki literasi keuangan.

“Angka ini penting untuk ditingkatkan, mengingat besarnya peran wanita dalam pengelolaan dan literasi keuangan di lingkup keluarga,” terang Aria.

Amartha sendiri memfokuskan bisnisnya pada pemberdayaan wanita di bidang finansial. Hingga kini, Amartha menggandeng 39.000 lebih pengusaha wanita di pulau Jawa untuk diberikan pemodalan dan pendampingan bisnis.

Sementara itu, Nadya Saib, co-founder dan co-CEO Wangsa Jelita mengungkapkan, pihaknya, sejak awal didirikan, selalu diniatkan untuk bisa terus menjadi sebuah bisnis yang bisa maju dan berkembang bersama komunitas lokal.

Sampai tahun 2017, Wangsa Jelita sudah membangun kerja sama dengan lima komunitas dengan latar belakang yang berbeda di berbagai daerah di Indonesia.

“Komunitas lokal yang kami ajak kerja sama tersebut adalah mereka yang memiliki akses terhadap bahan alam atau keahlian khusus, yang bisa diinkorporasikan ke dalam lini bisnis Wangsa Jelita yang ingin menawarkan produk perawatan tubuh natural yang berkualitas,” tandas Nadya.

Tinggalkan komen