Ini Bedanya Kue Keranjang dan Dodol Betawi!
Jakartakita.com – Bagi warga keturunan Tionghoa, rasanya tak lengkap Imlek tanpa kehadiran kue yang kenyal-kenyal manis seperti kue keranjang atau dodol. Konon, penganan ini wajib dimakan setelah prosesi sembahyangan di hari imlek. Karena rasanya manis dan lengket merupakan lambang harapan akan datangnya pengalaman manis dan menyenangkan di tahun baru.
Bagi orang awam, kue Keranjang atau yang dalam bahasa Mandarin dikenal dengan nama Nian Gao (年糕) sering disebut dengan dodol. Walaupun sama-sama legit, kenyal dan manis, kue keranjang dan dodol memiliki perbedaan mendasar dalam pembuatannya.
Dodol menggunakan bahan gula merah atau gula aren dalam pembuatannya , dibentuk panjang-panjang dan dibungkus plastik , seperti yang juga dikenal dikalangan orang Betawi. Sementara Kue Keranjang tidak memakai gula merah , gula kawung ataupun gula aren , melainkan gula pasir.
Dodol di antaranya memakai bahan baku santan, sehingga mudah menjadi tengik dalam waktu beberapa bulan saja, sedangkan kue keranjang bisa tahan sampai setahun walau tidak disimpan di lemari es.
Hanya saja biasanya kue keranjang yang sudah setahun akan mengeras seperti batu. Namun, rasa dan baunya masih sama. Anda hanya tinggal mengukusnya kemudian dihidangkan dengan parutan kelapa. Dan kue keranjang simpanan Anda bisa dinikmati.